Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai pengertian biologi, pada kesempatan ini kita akan membahas pengertian keanekaragaman hayati, Faktor Keanekaragaman Hayati, Tingkatan serta Klasifikasi Keanekaragaman Hayati, dan Manfaat Keanekaragaman Hayati.

Pengertian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati adalah suatu variasi atau keanekaragaman yang terjadi diantara makhluk hidup yang dapat berasal dari berbagai sumber, baik daratan, lautan serta sumber akuatik lainnya.

Keanekaragaman hayati menggambarkan berbagai macam makhluk hidup  yang dapat terjadi karena adanya perbedaan bentuk, ukuran, jumlah, tekstur, sifa, dan penampilan.

Didalam bahasa inggris keanekaragaman hayati juga biasa disebut dengan biodiversitas dan biasa ditemukan disekitar kita.

Berbagai makhluk hidup yang kita temukan disekitar kita bisa menggambarkan adanya perbedaan–perbedaan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dengan tujuan untuk saling menyeimbangkan satu sama lainnya.

Tingkatan Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas dapat terjadi pada berbagai tingkatan dalam kehidupan, dimulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi.

Secara umum biodiversitas dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni keanekaragaman hayati gen, keanekaragaman hayati spesies dan keanekaragaman hayati ekosistem.

1. Keanekaragaman Tingkat Gen (Keturunan)

Faktor gen (genetik) atau factor keturunan dapat disebabkan oleh adanya gen yang memberikan sifat dasar atau sifat bawaan kepada makhluk hidup.

Pada tingkatan keanekaragaman hayati gen ini dapat menyebabkan terjadinya variasi yang baru diantara individu didalam satu spesies. Contoh dari keanekaragaman hayati tingkat gen adalah varietas cianjur, rojolele, 3S, IR, IPB, dan Kapuas.

Salah satu contoh keanekaragaman tingkat gen pada tumbuhan yaitu pada padi (Oryza Sativa) dengan beberapa varietas: padi rojolele, padi ciliwung, padi ciherang, dan sebagainya.

Sifat bawaan yang diwariskan pada tingkat gen ini terjadi secara turun menurun yang berasal dari induk kepada keturunannya. Akan tetapi kadang-kadang sifat bawaan ini tidak nampak (tidak muncul) akibat adanya pengaruh faktor lingkungan.

Contoh keanekaragaman tingkat gen pada tumbuhan, misalnya pada tanaman manga dimana mangga mempunuyai varietas berbeda-beda seperti harum manis, gadung, bali, dan simanalagi.

Selain itu, keanekaragaman hayati juga terjadi pada manusia yang walaupun sesama manusia merupakan spesies yang sama yakni homosapiens tetapi mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda antara satu sama lain.

Keanekaragaman hayati tingkat gen dapat terjadi karena adanya perbedaan variasi gen antar satu individu dengan individu lainnya yang sejenis.

Gen sendiri merupakan suatu materi dalam kromosom makhluk hiduo yang tugasnya untuk mengendalikan sifat pada suatu organisme. Adanya gen juga bisa menyebabkan terjadinya fenotipe (variasi nampak) dan genotipe (variasi tidak tampak).

Setiap makhluk hidup memiliki susunan gen yang berbeda-beda hal tersebut karena gen sendiri merupakan hasil campuran dari gen betina dan gen jantan saat terjadinya proses perkawinan.

2. Keanekaragaman Tingkat Spesies (Jenis)

Contoh Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies

Keanekaragaman hayati tingkat spesies adalah perbedaan yang bisa ditemukan di jenis kemunitas atau kelompok pada spesies yang hidup di suatu tempat.

Pada umumnya keanekaragaman hayati tingkat spesies sangat mudah diamati karena adanya perbedaan yang sangat mencolok antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.

Misalnya, pada kucing dan harimau, keduanya mempunyai morfologi yang sama satu sama lain, akan tetapi sebenarnya keduanya adalah kerabat dekat.

Suatu individu yang bisa melakukan suatu proses perkawinan dapat dikatakan sebagai makhluk hidup satu spesies. Hingga perkawinan diantara kedua individu tersebut bisa menghasilkan keturunan yang fertil (subur).

Kita bisa menemukan keanekaragaman hayati tingkat spesies pada berbagai jenis tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme.

Contoh Keanekaragaman Hayati Tingkat  Spesies

  1. Famili Rutaceae (jeruk-jerukan)
    Contoh: jeruk keprok, jeruk nipis, jeruk bali
  2. Famili Graminae atau Poaceae (rumput-rumputan)
    Contoh: rumput padi, rumput teki, dan rumput jagung
  3. Famili Solanaceae (terung-terungan)
    Contoh: kentang, terong ungu tomat, dan terong belanda.
  4. Famili Arecaceae (palem-paleman)
    Contoh: kelapa, aren,sakit dan pinang.

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem (Lingkungan)

Setiap makhluk hidup dapat berinteraksi dengan lingkungannya, baik yang berasal dari faktor biotik maupun faktor abiotik.

Faktor biotik adalah berbagai bagian yang ada didalam ekosistem yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya. Sedangkan Abiotik adalah bagian yang terdapat didalam ekosistem yang merupakan makhluk tidak hidup, misalnya iklim, cahaya, tanah, air, kandungan mineral tanah, dan keasaman tanah.

Ekosistem adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik yang dapat terjadi antara faktor biotik (Hidup) dan abiotik (Tidak Hidup). Pada tingkat ekosistem makhluk hidup berperan sebagai faktor biotik, sedangkan lingkungan berperan sebagai faktor abiotik.

Misalnya, interaksi yang terjadi antara organisme air laut dengan lingkungannya, dapat membentuk suatu ekosistem air laut dan sebagainya.

Perbedaan variasi yang terjadi antar ekosistem karena adanya perbedaan variasi antara satu ekosistem yang satu dengan ekosisem lainnya (biotik dan abiotik).

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati mempunyai berbagai manfaat bagi kehidupan, yaitu:

1. Memenuhi Kebutuhan Primer Makhluk Hidup

Manfaat pertama keanekaragaman hayati adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan primer makhluk hidup, seperti sandang, makan, papan.

2. Sebagai Bahan Obat-Obatan

Spesies di Indonesia bisa berjumlah sekitar seribu spesies tanaman obat, tanaman-tanaman obat tersebut merupakan bagian manfaat dari adanya keanekaragaman hayati.

3. Sumber Ilmu Pengetahuan

Selain membantu pemenuhan kebutuhan primer, keanekaragaman hayati juga dapat menjadi sumber pengetahuan manusia dalam memahami berbagai flora dan fauna yang ada.

Salah satu manfaat yang dapat diperoleh adalah untuk meningkatkan kualitas tumbuhan dan hewan yang ada.

4. Penyeimbang Ekosistem

Ini merupakan manfaat utama dari adanya keanekaragaman hayati, dimana manfaatnya adalah untuk menyeimbangkan ekosistem yang ada.

Sehingga setiap makhluk hidup dapat bertahan hidup dengan baik sesuai dengan jenis ekosistemnya masing-masing.

Ekosistem yang tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya bencana alam yang pada akhirnya bisa merugikan manusia, linkungan maupun makhluk hidup yang lainnya.

Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Salah satu kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati adalah adanya perkembangan tekhnologi. Hal tersebut tentunya memiliki pengaruh terhadap keseimbangan keanekaragaman hayati yang ada.

Kegiatan manusia tersebut dapat berdampak positif dan ada yang pula yang bisa mendatangkan dampak negatif.

Salah satu contoh dampak positif kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati adalah adanya penghijauan dan reboisasi, sedangkan contoh dampak negatifnya adalah terjadinya kerusakan hutan akibat penebangan liar atau berpindah ladang.

Demikian penjelasan mengenai pengertian keanekaragaman hayati, faktor keanekaragaman hayati, tingkatan keanekaragaman hayati dan sebagainya. Semoga dapat bermanfaat.

Bagikan:
admin

admin

Admin PortalViral merupakan user khusus untuk administrator pusat situs PortalViral.co. Semua artikel yang dibuat oleh Admin PorVil telah melalui proses panjang.